16 Januari 2008

Sesak dan Makin sesak


Kemarin siang setelah nyuci pakaian, saya menyempatkan diri nonton acara tv. Saya sadar bahwa saya butuh rileksasi otak. Acara yang saya pilih pun tidak asal-asalan. Saya suka nonton lawak. Sialnyan jam segitu belum ada acara lawakan. Nonton infotainment? bosan ah, ngegosip mulu. Untung ada acara CERIWIS. Siiplah, kata saya dalam hati.

Meskipun indie Barends tidak ada (katanya hari itu sedang berulang tahun), acara masih meriah karena digantikan salah satu pelawak perempuan transvaganza, acara tetap oke, interest dan menghibur di mata saya. Kalo ada yang kocak dan konyol itu yang saya cari. Makanya kalo mampir ke rental VCD, film yang most wanted versi saya ya yang lucu-lucu gitu. Maklum, ini adalah cara yang paling mudah dan relatif murah untuk mengendurkan syaraf-syaraf otak saya yang klimaks. Seperti di serang badai tiap hari. Lha wong kerja saya sampai sekarang belum ada liburnya. Kasian saya yak? :D

Anyway,ngomong-ngomong soal acara televisi. Saya juga suka nonton berita. Bukan berita kriminal atau kekerasan. Pasalnya yang kayak gitu itu kurang mendidik. Saya suka menyimak berita features, berita yang dikemas apik seputar kehidupan manusia. Biasanya sih tentang penderitaan atau kisah unik kehidupan manusia. Dari sini saya bisa belajar olah rasa dan membuka mata hati saya.

Tapi kali ini saya (lagi-lagi) kurang beruntung. Berita yang saya lihat kemasannya sungguh-sungguh buruk. Menceritakan seseorang pekerja kotor* yang bertahan hidup di Ibukota dengan cara yang bisa dikatakan cukup mudah. Yaitu mengobok-obok sungai kotor itu. Hasilnya? dapat sendok, uang lima ratus perak, lima puluh perak, besi tua, atau mungkin kalo pas beruntung bisa dapet emas asli.

Saat dapat emas itu wajah gembira si pemulung tua itu terlalu di blow up. Sederhana saja, saya cuma khawatir jangan-jangan beberapa periode ke depan akan datang banyak manusia dari daerah, melestarikan pekerjaan mereka dan berharap mendapatkan "sampah mewah". Jakarta makin sesak?? "bodoh amat!!?", mungkin itu pikiran mereka.


Pekerja kotor* = memulung sampah di sungai Jakarta yang kotor dan bau

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Hello. This post is likeable, and your blog is very interesting, congratulations :-). I will add in my blogroll =). If possible gives a last there on my site, it is about the CresceNet, I hope you enjoy. The address is http://www.provedorcrescenet.com . A hug.