17 Januari 2008

AQUA Ya Air Mineral


Dari satu kota ke kota lain ternyata kata "AQUA" sudah dijadikan istilah untuk penyebutan air mineral. Di rumah orang tua saya (kebetulan di rumah buka toko kecil) orang yang mau beli air minum bertanya kepada saya,
"Mas Anton, AQUA yang biasa ada nggak? berapa harganya".
Saya bingung dibuatnya. "AQUA biasa...??, AQUA yang mana, Pak", tanya saya kembali.
(saya terpaksa menyebut AQUA juga padahal sebenarnya yang dimaksud air mineral)
"Itu lho, AQUA yang CLUB", sahutnya.
"Ooo, kalo yang CLUB harganya sekian, kalo VIT sekian, AQUA asli memang rada mahal".
(Saya jadi kayak keledai bodoh, emang ada AQUA asli dan AQUA biasa...??)
"Ya sudah yang CLUB aja deh, lha duitnya cuma adanya segini"
"Iya, Pak. Mau ambil berapa?"

Di lain hari saya juga mengalami peristiwa yang serupa.
"Mas, tuku AUTAN sing LAVENDA"(Mas beli AUTAN yang LAVENDA).
"Gak onok e..., tak ke'i SOFFEL gelem tah?" (Nggak ada tuh, saya kasi SOFFELL mau?)
Goblok kan? Siapa yang goblok? saya atau mereka? atau kebudayaan yang akan kita goblokkan?

Parahnya lagi, di sebuah daerah kecil di Probolinggo, Jawa Timur, HONDA itu adalah sebutan untuk semua motor roda dua. Biasanya yang menggunakan istilah HONDA adalah mereka kaum tua. Dalam sebuah percakapan misalnya, "Mat, di rumahmu ada HONDA nggak? saya mau pinjam sebentar. Apapun merk motornya, semuanya akan disebut HONDA.

Berbahagialah mereka yang mempunyai merk pertama kalinya. Dan sungguh kasihan mereka yang mempunyai merk kedua dan seterusnya. Di bawah ini adalah beberapa nama merk yang dijadikan istilah oleh masyarakat kita.

Indomie, seharusnya "mie instant". Sarimie, Supermie, Mi Kare, dll dianggap sama aja
Baygon, seharusnya "obat nyamuk bakar". King Kong, Kuda, dll tersingkir
Softex, seharusnya "pembalut wanita". Merk lain harus mengalah yaa...
Bata, seharusnya "sandal empuk lagi nyaman".

Semua harus mulai dirubah. Generasi muda sekarang kan seharusnya sudah terbuka pikirannya. Tahu dunia luar segala. Jangan lagi sebut kata "AQUA" di telinga saya. Gitu ngakunya anak Jakarta?

3 komentar:

Fairouz Huda mengatakan...

Memank betul.....

Ironisnya, sebutan khusus yang dibuat umum itu, terjadi dihampir semua daerah.
menurut pendapat saya, jawaban atas petanyaan: kenapa hal itu terjadi?, adalah karena sistem pendidikan kita mengajarkan demikian. masih inget permainan menggambar pemandangan kan? pasti orang menggap pemandangan itu, ya pegunungan yang da pepohonannya, yang pasti juga terdpat mataharinya.
Penyeragaman pola pikir kita (termasuk memberikan identitas terhadap sesuatu) memang sengaja untuk dibudayakan. karena dengan begitu kita akan menjadi manusia robot. tul g bro?

Anonim mengatakan...

Itulah hebatnya First leader (kl menrt gw).

Dia berani menentang arus, melawan cemooh orang. Dulu dia pertama x keluar orang banyak yang mencibir " ngapain juga jualan air putih? Kalau mau minum dirumah juga banyak, Gratis lagih!! Ini kok bayar, harganya (hampir sama/lebih mahal dari bensin lagih!!"
---untuk saat itu). ttp mereka nggak sadar bahwa makin hari manusia makin sibuk, makin sedikit waktu untuk menyiapkan segala sesuatunya sendiri, makin bermobilitas. Nah disaat itulah manusia butuh segala sesuatu yang dapat menghemat waktunya,sesuatu yang lebih RINGKAS & PRAKTIS. Disaat itu(krn AQUA first mover), dia bisa menjawab tantangan itu & IT WORKS, berhasil. en diinget ama hampir sebagian besar masyarakat sampai sekarang, Kl untuk kasus AQUA ini juga gw pernah ngobrol juga bos ame saudara gw yang termasuk seorang pengusaha yang lumayan sukses dibidangnya. ini AQUA memang udah mendarah daging dikebanyakan orang2 kita (ttp mungkin nggk semuanya loh). Sebenarnya kata AQUA itu khan nama "Merek" bukan nama jenis produk. Harusnya sih menurut EYD setau gw sih "Air minum dalam kemasan". cuma ya itu selain kepanjangan juga nggak praktis dalam hal pengucapan. sama kayak kita kalau manggil temen kita, yang aslinya namanya Adhitiya Cynthia Larasaty kita panggil "Lia". yang namanya Adrian Sutrisno kita panggil "Ian".

Nah sekarang coba kt tinjau dari segi advertising. gw pernah bc di suatu majalah marketing. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas suatu produk ialah memberi nama produk itu dengan sebuah nama yang PALING GAMPANG DIINGAT, PALING GAMPANG DIUCAPKAN (Menurut pelafsahan lidah kita). Coba u test baca merek2 dibawah ini & perhatikan pelafsahannya di lidah u enak diucapkan atau tidak, butuh banyak usaha untuk mengucapkannya/ tidak)
1. AQUA
2. SUNSILK
3. RINGSO
4. CAPLANG
5. PEPSODENT ( agak panjang sih cm krn iklannya gencar bgt jadinya imagenya ketanam kuat bgt)
6. CLEAR
7. LIFEBOY
8. HONDA
9. SOFTEK
10. BAYGON.

Nah untuk perbandingan langsungnya u coba ucapkan SUNSILK dengan HEAD & SHOULDER ( pernah denger khan?---ttp ini diluar siapa produk yang realese duluan ya bos). Mana yang yang lbh mudah & gampang diucapkan menurut u bro?

Untuk kasus AQUA dikehidupan sehari2. u cb liat aje di sekeliling kita, kalau mau beli air putih pasti nanya ama pedagang/ kaki lima/warung/keliling:

"BANG, AQUA ada nggk bang?
(kebanyakan--termasuk gw--kalau dikasih merek selain AQUA, asal mereknya masih pernah denger/masih tersegel rapi sih...teteup beli juga---kebanyakan looh...

Kesimpulannya:
Itulah salah satu nilai plus sbg produk first mover. Nama AQUA sekarang di ingat sbg Nama sebuah "PRODUK" bkn nama "MEREK" lagi.

BRAVO para first mover

Anonim mengatakan...

Dan kasus Aqua ini gak cuma di Indonesia saja loh. Contoh saja

Teflon - sebuah merek produk dari Dupont
Personal Computer - merek produk IBM
Polaroid - merek dagang

dan banyak kasus lain. Yang saya perhatikan adalah kenapa orang mengidentifikasikan jenis produk dengan merek dagang atau merek produk adalah karena produk tersebut:

a. pertama dan inovatif
b. tidak ada pembanding, jenis satu-satunya untuk kurun waktu yang lama

Aqua sudah belasan tahun menjadi satu-satunya air mineral di Indonesia. Begitu juga dengan Evian di negara Eropa dan Amerika

Teh Botol juga sama. Produk dari Sosro ini juga belasan tahun tidak ada kompetitor dan merupakan minuman teh siap minum berkemasan pertama di Indonesia