15 Februari 2008

Nabi Jadi Kartun (lagi)


Blog sebelumnya saya berbicara masalah kebebasan dan kreatifitas seorang ilustrator. Saya cukup senang karena dari sekian tanggapan, hampir tidak ada bloggers yang menanggapinya dengan guyonan, mereka semua menulis dengan suara hatinya sehingga tiap kata sarat akan makna.

Oke, sekarang saya ingin menceritakan sebuah peristiwa dimana dua hari yang lalu saya mendapatkan berita dari detikcom; Nabi umat muslim (Muhammad) dikartunkan lagi. Kartun tersebut menggambarkan wajah Nabi (yang tampak beringas) dengan memakai sorban berbentuk bom. Dalam sorban itu ada tulisan laa ilaaha illallah Muhammadar Rasulullah. Peristiwa ini terjadi di Denmark, di belahan Eropa sana. Saya belum pernah sih main kesana.

Kontroversi ini sebenarnya sudah pernah terjadi dua tahun silam dimana Nabi saat itu digambarkan terbakar di Neraka. Astaghfirullahal 'adim. Kontan saja fenomena ini membuat umat muslim di penjuru dunia marah. Mereka tidak terima atas perbuatan yang dianggap sangat menghina ini.

Berlingske Tidende, sebuah surat kabar di Denmark yang berani memanaskan kembali kaum muslim kali ini mengatakan bahwa mereka ingin membuktikan bahwa tindakan ini adalah wujud daripada kebebasan berbicara (terbitan rabu, 13 feb 2008). Mantap betul!! Kalo kayak gini belum ada di Indonesia. Di belahan dunia yang lain demi menjunjung tinggi kebebasan berbicara seseorang bisa saja berunjuk rasa dengan bertelanjang bulat sambil membawa poster atau dengan melukis tubuhnya dengan pesan-pesan moral. Tidak satu atau dua orang saja, ribuan orang bisa mereka kumpulkan. Hi hi hi, gondal-gandul anunya... he he.. Mak serr!!

Baik. kita kembali pada pokok bahasan. Saya jadi teringat saat seorang ustadz pernah mengatakan demikian, "Gak entuk nggambar wajahe Nabi, opo meneh awak e. Delo' en ae nang buku-buku crito, Nabi mesti gak diketokno. Paling-paling bentuk-e cuma' cahaya tok" (tidak boleh menggambar wajahnya Nabi, apalagi seluruh badannya. Lihat saja di buku-buku cerita, sosok Nabi selalu tidak ditampilkan. Kecuali hanya sebuah cahaya saja".

4 komentar:

rahma mengatakan...

ada alasan kenapa nabi muhammad, setelah sepeninggalnya tidak boleh di 'gambarkan'
Nabi merasa dia hanya manusia biasa, dia tidak ingin dikultuskan layaknya 'yesus'...,apalagi dibuat berhala.
dia hanya manusia pilihan yang diberi amanah besar untuk ummat manusia, saking istimewanya, hanya beliau yang tidka bisa 'ditiru' oleh setan, wujudnya.
....itu juga untuk menghindari orang2 setelah beliau yang mengaku nabi..,

ya gue si berdoa..yangbikin kartun itu ngimpi ketemu beliau, pasti beliau hanya akan senyum..dan senyumnya itu akan meluluhlantakkan akal sehat si kartunis..., bahwa dia TIDAK PANTAS berbuat sehina itu..akan nangis darah..karena kemuliaannya yang terpancar

senimangoblok mengatakan...

sorry ya
bukannya ndak setuju sm yg coment diatas....

rasanya sdh dari dulu seni selalu berbenturan sama yang namanya agama.
simple kan?

TUHAN
Tiap agama punya tuhan
Silahkan pilih tuhan mu
Sesuai dengan keyakinan mu
yang ditanamkan bapak mu
itu pun bukan kesalahan bapak mu
Ia hanya meneruskan kebiasaan
dari bapak-bapak mu
terima lah ia apa pun kondisi mu
Jangan malu untuk bertemu
Tuhan.........
(jakarta, januari 2008)

Anonim mengatakan...

Iya terus tuhanmu apa?

Tuhan dibalik apa??

God dibalik jadi apa?

Anonim mengatakan...

Kalau kata "mu" diganti dengan "kita" mungkin lebih sopan dan enak dibaca.
Kalau god itu dibalik berarti dog. Trus kenapa harus dibalik kalau emang Tuhan kadang2 tidak dimiliki oleh seseorang.
Sama aja, bukan? apa Macintosh seorang Tuhan?