04 Februari 2008

MUSIMNYA MESUM, TERKENAL LALU TERCEMAR


Semakin banyak orang memajang foto mereka yang lagi mesum dengan orang lain lalu mempublikasikannya di internet. Tidak hanya orang kaya saja yang bisa melakukan adegan seperti ini, karena kita tahu modalnya tidak terlalu besar. Cukup dengan HP berkamera saja, mereka sudah bisa jadi calon orang terkenal sekaligus tercemar.

Hati-hati kalo sedang berduaan di kamar orang. Siapa tahu sudah disiapkan kamera yang disembunyikan di tempat samar--sudut kamar. Atau kaca (cermin) yang justru tembus pandang yang artinya di balik kaca itu seseorang bisa mengintai kita. Waspada juga saat berada di toilet. Jangan-jangan disana sudah dipasang kamera supermini yang siap mengintai.

Sengaja atau tidak sengaja, pelaku dan atau korban akan jadi bulan-bulanan, jadi bahan pembicaraan banyak orang. Kalo sampean artis sih nggak masalah (karena artis sudah biasa digosipin). Maka dari itu hentikan perbuatan mesum dan menyebarluaskan foto sampean ke internet. Saya kira (tidak ada atau mungkin) lebih sedikit untungnya daripada kerugiannya. Emang mau pamer kalo punya payudara besar atau penis panjang? Mau pamer kalo badannya kekar, atau tubuhnya langsing? atau kulit yang mulus? Lha kalau sampean terkenal tapi hidup di tahanan gimana?

Pernah nggak kepikiran bahwa pelaku ini adalah salah satu orang yang menderita eksibisionisme, yaitu mereka yang butuh pengakuan dari orang lain atas eksistensi dirinya dengan cara memperlihatkan "fisik" nya dihadapan orang lain. Barangkali bisa juga iya. Banyak media yang telah memfasilitasi kelompok ini misalnya terbitnya beberapa majalah dewasa, munculnya koran-koran "kuning", dan tidak ketinggalan; internet, dunia maya yang bisa diakses bebas tanpa batas.

Setahu saya kemunculan "Friendster" di internet dinilai sangat bermanfaat. Terutama untuk mereka (yang masih mengaku) anak muda yang ingin mempunyai banyak teman atau mereka yang ingin mencari teman "pasangan". Lambat laun posisi "Friendster" semakin tergeser setelah munculnya "Myplace". Disana, fiturnya yang disediakan lebih banyak. Bagi yang sudah terdaftar tidak hanya bisa majang foto atau karyanya, tapi juga bisa mengupload musik hasil karyanya dan diperdengarkan di seluruh dunia. Hebat, bukan? Ada juga yang serupa misalnya "Multiply" dan seterusnya.

Saya tidak ingin membahas friendster atau sejenisnya. Tapi tulisan saya kali ini hendak mengulas sedikit tentang eksibiosinisme itu sendiri. Eksibisionisme adalah tindakan untuk memperlihatkan kemaluannya kepada orang lain. Saya sempat diskusi dengan seseorang yang lebih paham tentang masalah ini, modus operandi pengidap eksibisionisme ada beberapa macam; misalnya berjalan mengikuti si korban lalu menerobos kerumunan itu mereka sembari menunjukkan kemaluannya. Cara yang lain misalnya bersembunyi di balik sesuatu lalu mengagetkan mereka sambil telanjang. Semakin takut atau semakin kencang teriakan korban maka penderita semakin mendapat kepuasan seksual. Saya juga pernah mendengar (entah dari mana sumbernya saya lupa) ada seorang korban (perempuan) yang kesal gara-gara pas berdesak-desakan di keramaian pantatnya di sundul-sundul sama penis orang tak dikenal. Bisa ngebayangin nggak gimana rasanya?

Tapi kali ini beda, entah ini masuk dalam pengidap penyakit psikologi atau bukan (padahal lebih parah lagi). Mereka menunjukkan kemaluannya di seluruh dunia dengan berbagai media. Sebut saja internet. Di salah satu situs forum yang katanya terbesar di Indonesia justru malah menyediakan semua kebutuhan pengangkat syahwat. Adegan mesum ada banyak, mulai pelajar sampai yang sepuh, foto-foto nakal apalagi, justru terlalu banyak. So what?! Bukan berarti saya merekomendasikan sampean lho.

Hemat saya, untuk mencintai diri sendiri tidak perlu berlebihan, apalagi sampai dalam tindakan amoral kayak "animal" (baca: mempublikasikan ke internet). Cara seperti ini justru tidak bisa dijadikan alasan untuk bersyukur kepada Tuhan. Kalo sudah diberikan tubuh yang indah ya sudah dijaga saja, tidak perlu digratiskan ke orang lain. karena justru martabat sampean malah jatuh. Mau minggat kemana kalau ini sudah terjadi? Mau ngaku dan minta maaf ke seluruh media? kayak kasus Menteri Kesehatan Malaysia, Chua Soi Lek atau lebih akrab dipanggil Mr. Chou itu?

1 komentar:

senimangoblok mengatakan...

pak usman memang mantaaappp....
tapi yang termesum itu kan si TONI